Om Yudha : Rena, kamu tahu tidak kalau orang Indonesia makan roti pasti selalu ada alasannya ?
Rena : Emang apa ?
Om Yudha : Yang pertama karena mereka gak punya uang untuk beli nasi jadi beli roti yang seribuan, yang kedua karena mereka diberikan roti oleh orang lain, yang ketiga karena mereka ingin seperti orang Eropa. Yang jelas kalau orang Indonesia makan roti mesti tetep makan nasi.
(Dialog dari film “Untuk Rena”)
7 Februari 2012.
Cuaca terik menyengat Depok. Matahari sudah meninggi padahal jam baru menunjukkan pukul 10.00 waktu Depok. Cucuran keringat berguliran dari pelipis dan dari berbagai lubang pori-pori di tubuh para Etoser Jakarta yang akan berangkat berkunjung ke pabrik Sari Roti. Berkunjung ke pabrik Sari Roti ? Iya, Etos Jakarta akan melakukan Factory Visit to Sari Roti.
Seperti kebanyakan orang Indonesia, walau seharusnya ini tidak menjadi alibi, rencana awal berangkat adalah pukul 10.00 tepat menurut waktu Esia/Flexi atau waktu Telkom 103 lah. Namun, ada saja yang tercecer di belakang bahkan hampir saja penulis juga tidak ikut (tapi, penulis gak telat sebenernya cuman ke belakang sebentar, eh, bus udah jalan ajah. Lanjut ke jurnal perjalanan). Pukul 10.24 bus beranjak pergi meninggalkan Depok.
Perjalanan menuju Sari Roti lebih kurang memakan waktu tiga setengah jam plus-plus. Mengapa plus-plus ? Begini ceritanya, rombongan sudah memasuki kawasan industri Jababeka sejak sekitar pukul 13.20 tetapi, seperti Ayu Ting-Ting mencari alamat, rombongan ke sana-kemari mencari pabrik Sari Roti. Akhirnya, kami menemukannya di Blok W Kawasan Industri Jababeka tersebut (jadi beruntunglah Etos Jakarta karena alamat yang diberikan bukan alamat palsu atau pabrik palsu)
Alangkah malunya kami. Ternyata, pabrik yang ingin kami kunjungi bukan yang di Blok W ini, tetapi, terletak di blok U (dari awal sudah jelas sih sebenarnya alamat yang diberikan, tapi yah namanya juga bukan warga sekitar) Berbalik arah sedikit, putar kemudi dan eng-ing-eng sampailah kami di pabrik yang seharusnya menjadi tempat kunjungan yang terletak pada Blok U Kawasan Industri Jababeka.
Usai sholat, dan beberapa etoser ada yang makan ada yang tidak, Etos Jakarta memasuki auditorium PT. Nippon Indosari,Tbk. a.k.a [1] Sari Roti. Sari Roti kemudian mempresentasikan company profilemereka. Ternyata, Sari Roti merupakan leading brand[2] di Indonesia pada bidang roti mengalahkan merk-merk populer lainnya macam Sara Lee, Breadtalk, 2nd Bites dan sejenisnya.
Memang benar, siapa yang tidak mengenal Sari Roti ? Saya pribadi kadang-kadang ketika terburu-buru tidak sarapan akan membeli “Roti Bantal Sari Roti Rasa Kacang” yang berharga Rp. 2.000. Perusahaan yang memiliki visi menjadi perusahaan terbesar di Indonesia di bidang bakery dengan menghasilkan dan mendistribusikan produk–produk berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia ini juga merupakan salah satu perusahaan dengan penyerapan tenaga kerja yang banyak. Ya terang saja karena produksi tidak pernah berhenti setiap hari, bahkan kalau lebaran saja hanya libur satu hari.
Presentasi selesai. Etos Jakarta dan teman kemudian melakukan keliling pabrik. Sayang sekali, ketika berkeliling pabrik tidak diperbolehkan membawa kamera atau di foto cara pembuatan rotinya. Sebelum masuk ke pabrik rombongan diwajibkan mengenakan pakaian khusus, yang terdiri dari jas, seperti jas lab, penutup rambut dan penutup sepatu.
Rombongan diajak melihat tahapan pembuatan roti. Dari mulai pengolahan bahan baku seperti tepung yang diragi kemudian difermentasi kemudian dipanggang di oven lalu dibiarkan lagi dan kemudian mengembang berjalan kemudian diisi rasanya, kalo roti isi atau roti sobek, hingga sampai dikemas ataupackaging.
Rombongan sangat takjub ketika melihat menara roti (maaf, lupa namanya, tower-tower apa gitu(mungkin yang laen inget)), dan maaf juga karena emang gak boleh di foto gak ada fotonya dah. Intinya menara ini adalah roti-roti yang hampir jadi berjalan memutar seperti ketika kita naik bukit, yah spiral gitu dah. Rombongan terus berjalan sampai melihat tahap pengemasan atau packaging, FYI (For Your Information atau bahasa sininye, Asal Lo Tau), jadi kalau packaging-nya salah maka gak akan lolos dijual. Banyak loh, saat rombongan melihat tahap ini, banyak sekali roti tawar yang jatuh tidak terkemas, bahkan jika hanya ada satu lembar roti tawar yang tidak masuk maka sisanya di-rejectkarena isinya kan sudah tidak sesuai. Selesai jugalah tour-nya.
Masuk ke sesi diskusi atau tanya jawab. Ada beberapa hal lagi yang terungkap ketika kami menanyakan lebih detail mengenai Sari Roti. Cuman mohon maaf karena keterbatasan ingatan penulis dan penulis saat itu tidak mencatat apa-apa saja yang ditanya dan jawabannya jadi tidak semua bisa penulis ingat. Penulis ingat antara lain, salah satu CSR-nya Sari Roti ya, kunjungan pabrik ini. Kemudian, kalau mau magang silahkan ke HRD-nya terus juga ternyata karyawannya tetep dapet jatah libur, walau produksinya setiap hari.
Pada akhirnya sesi foto bersama dan tentu saja “buah tangan” dari Sari Roti yang paling ditunggu.Paling enak memang Factory Visit ke pabrik makanan, karena Merchandise gift kalo ke pabrik makanan ya tentu aja makanan, dan Sari Roti memberikan goody bag yang berisi satu roti tawar, satu roti sobek, dan satu roti isi. Sekali lagi terima kasih Sari Roti semoga terus sukses dan memberikan kebermanfaatan untuk semua.
Wassalam.JRP,pdpi1.
Foto lengkapnya atau foto-foto lain ada, klik saja di sini
[1] Also known as=atau dikenal juga dengan nama
[2] Merk nomor satu